Langsung ke konten utama

Curahan Hati Anak Kereta

Saya 'CEKER' (re:cewek kereta)? Yap, bisa dibilang seperti itu, 11 tahun lamanya saya telah terbiasa menggunakan jasa  KRL (kereta listrik), moda transportasi umum super cepat dan murah meriah di kawasan Ibukota dan sekitarnya. Mengapa bisa saya katakan seperti itu? Bagaimana tidak, dengan bermodal membawa uang Rp. 1.500,- pada era tahun 2000-an, KRL mengantar saya dari Stasiun Awal saya naik, Stasiun Bojonggede hingga Stasiun Lenteng Agung, hanya dalam waktu 20 menit. Jika dihitung, jarak antara Stasiun Bojonggede ke Stasiun Lenteng Agung mencapai 25 KM, dan jika ditempuh menggunakan kendaraan bermotor perlu waktu 45 hingga 60 menit. Jadi tidak berlebihan bukan jika saya menyebut KRL sebagai pilihan tranportasi super cepat dan murah meriah.

Begitu banyak yang sudah saya rasakan selama kurun waktu tersebut, mulai dari berhimpit-himpitan dengan gerobak mini dorong milik tukang tahu dan "genk-nya", berdiri terpojok di sudut gerbong dengan hanya 1 kaki menapak karena ada pedagang yang membawa beberapa kursi rotan panjang ke dalam kereta sehingga memakan tempat untuk penumpang lain, hingga terjebak di antara pembicaraan frontal genk kereta, FYI, dulu... banyak sekali genk-genk kereta yang terbentuk di KRL, biasanya mereka terbentuk karena kesamaan jadwal keberangkatan, kesamaan gerbong, kesamaan etnis, maupun kesamaan tujuan akhir perjalanan. Ya banyak sekali pengalaman-pengalaman unik di KRL, namun sekelumit keadaan yang saya sebutkan tadi hanyalah secuil dari begitu banyaknya suka-duka saya di KRL, dan kalian bisa menyebutnya dengan curahan hati anak kereta.

Seiring berjalannya waktu, perubahan kondisi-kondisi yang cukup miris dibayangkan yang telah saya sebutkan di atas hilang satu per satu, hal ini bisa terjadi karena keseriusan pihak manajemen PT KAI dan Kemenhub. Pada tahun 2012, didirikan PT KAI Commuter Jabodetabek yang berada di bawah PT KAI, yang secara konsen mengatur sistem KRsahL Commuter Line Jabodetabek, mulai tahun 2011, secara bertahap dilakukan pembenahan sistem dan infrastruktur KRL Jabodetabek.

Perbaikan pertama yang dilakukan adalah stasiun kereta. Dulu... peron-peron stasiun dipenuhi oleh lapak-lapak pedagang, mulai dari tukang koran, pedagang buah, majalah, pakaian hingga jajanan khas pinggir jalan, sehingga tak jaran tempat duduk yang harusnya digunakan calon penumpang untuk menunggu kereta, habis digunakan oleh para pedagang. Oleh karena itu, walaupun sempat mengundang kontroversi dan ditolak mentah-mentah oleh para pedagang, PT KAI Commuter Jabodetabek tetap secara tegas melakukan penggusuran, dan.... kini stasiun-stasiun kereta pun lebih teratur dan nyaman dirasakan fasilitasnya untuk para penumpang.

Demo Penggusuran Pedagang Stasiun Cikini - Jakarta
 Gambar 1.1. Demo Penggusuran Pedagang Stasiun Cikini

Stasiun Sudirman yang Nyaman Tanpa Pedagang Liar
Gambar 1.2. Stasiun Sudirman yang Nyaman Tanpa Pedagang Liar

Setelah stasiun rampung dibenahi, hal yang menjadi fokus utama untuk diperbaiki adalah kualitas KRL itu sendiri, awalnya KRL yang beroperasi di Jabodetabek dibedakan menjadi 2 yaitu KRL Ekonomi dan KRL AC, terjadi perbedaan harga yang signifikan antara kedua jenis kereta ini, biaya tiket KRL ekonomi hanya berkisar Rp. 2000,- - Rp. 3.000,- sedangkan tiket KRL AC dibandrol RP. 11.000,-, kondisi KRL Ekonomi pada waktu itu memang sungguh memprihatinkan, dengan kursi-kursi yang rusak, lantai kereta yang sudah terrobek-robek karpetnya, coret-coretan disana-sini, dan pintu-pintu kereta yang sudah tidak dapat tertutup rapat lagi. Melihat kondisi seperti itu, akhirnya PT KAI memutuskan untuk menghapus atau menghilangkan KRL Ekonomi dan hanya mengoperasikan KRL AC yang kini namanya adalah KRL Commuter Line yang beroperasi di wilayah Jaodetabek.

Kondisi KRL Ekonomi yang Memprihatinkan
 Gambar 1.3. Kondisi KRL Ekonomi yang Memprihatinkan

Nyamannya KRL Commuter Jabodetabek
Gambar 1.4. Nyamannya KRL Commuter Jabodetabek

Perbaikan ke-tiga yang selanjutnya dibenahi adalah sistem ticketing. PT KAI Commuter Jabodetabek melakukan transformasi di sistem ticketing, dari manual beralih menjadi eletric. Tentunya ini menjadi perubahan yang cukup signifikan, karena masyarakat terbiasa selama berpuluh-puluh tahun menggunakan tiket manual, harus beradaptasi menggunakan sistem yang lebih modern yaitu electric. Uji coba sistem e-ticketing ini dilakukan lebih kurang selama sebulan, awalnya memang masyarakat agak kesulitan menggunakannya, namun sekarang mereka sudah terbiasa dan merasa sangat terbantu dengan e-ticketing ini, karea sistem ini melengkapi dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem manual.

Karcis Kereta Sebelum Sistem E-Ticketing
 Gambar 1.5. Karcis Kereta Sebelum Sistem E-Ticketing
Gate In E-Ticketing Commuter Line
 Gambar 1.6. Gate In E-Ticketing Commuter Line

Kini kondisi perkeretaapian di Indonesia sudah jauh lebih baik dibanding tahun 2000-an, kerja yang baik untuk PT KAI yang telah berupaya membenahi sistem dan infrastuktur perkeretaapian di Indonesia, jangan cepat berpuas diri karena masih banyak hal yang perlu dibenahi seperti rintang jalan, persinyalan, perlintasan, dan hal-hal lain yang krusial berkaitan selama pengoperasian KRL.

Komentar

  1. kurang diperbanyak cerita pengalaman si cewe keretanya nih, ayo dong di banyakkin

    (:

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Spot Foto Instagramable dan Aesthetic di Malaysia, Dijamin Bikin IG Kamu Kebanjiran Likes!

Christ Church, Melaka (Photo Credit: 100resilientcities.org) Aktivitas dan pengaruh media sosial yang begitu besar saat ini sudah menjadi fenomena tersendiri di masyarakat. Sehari saja, tak mengecek medsos itu rasanya hampa, ada yang kurang.  Ibarat pepatah kata, seperti sayur tanpa garam, sepatu tanpa tali, tangan tanpa jam, atau bibir tanpa lipstik. Pokoknya ga bisa engga... ketergantungan... Semua orang asyik dengan kehidupannya di dunia maya, mulai dari bangun tidur, perjalanan sekolah/ kerja, bahkan ketika sedang sibuk-sibuknya di kantor/ kampus pun masih menyempatkan untuk cek media sosial. Ada yang hanya sekedar melihat aktivitas temannya, ada yang sibuk saling berkomentar, ada pula yang selalu memposting apa pun yang mereka lakukan di medsos mereka. Dan... tampaknya saat ini instagram menduduki posisi teratas dalam kategori jumlah pengguna media sosial paling aktif di dunia. Seperti yang kita ketahui, instagram adalah sebuah platform media sosial berbasis photo ...

Ku mau kita seabad.

6 Mei 2018, Inilah awal dari perjalanan panjang kami. 2 tahun bersama, Akhirnya ku putuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Pertunangan. Ya, inilah pertama kalinya aku bisa berkomitmen untuk masuk ke tahap serius bersama orang yang aku percaya dia akan menjadi imam yang baik untukku. Ku terima lamarannya dengan penuh keyakinan hati di depan kedua orang tuaku . Aditya Kurniawan. Sosok pria sederhana yang sukses membuatku jatuh hati. Senyumnya yang selalu tersimpul tulus, dan tutur katanya yang penuh kelembutan membuatku begitu terpukau padanya. Dia juga guru yang baik, selalu mengajarkanku kebaikan dan tentu menjadikanku semakin lebih baik. Aku sungguh berterima kasih pada Tuhan. Dia begitu menjawab doaku dengan cepat. Dia mempertemukan kami di tempat dan waktu yang sangat tidak disangka-sangka. Kini... Kami akan berjanji untuk selalu mendampingi menghadapi segala sesuatunya bersama. Menemani di kala suka dan duka. Dan selalu setia hingga maut mem...